Pelapukan Fisik/mekanis yaitu pelapukan yang disebabkan oleh perubahan volume batuan, dapat ditimbulkan oleh perubahan kondisi lingkungan atau karena intrusi kedalam rongga/patahan batuan. Pada pelapukan fisik ini terjadi desintergrasi batuan.
1. Perubahan kondisi lingkungan:
a.) Berkurangnya tekanan
Batuan beku yang penutupnya hilang menyebabkan volume berkurang sehingga lingkungannya berubah, akibat selanjutnya tekanan pada batuan itu berubah. Oleh karena tekanan berubah maka kemampuan memuai/menyusut berbeda-beda pula pada permukaan batuan, sehingga terjadilah retakan-retakan sejajar yang menyebabkan pengelupasan batuan (ekfoliation).
b). Insolasi
Batuan yang terkena panas matahari akan memuai, tetapi tingkat pemuaian bagian luar dan bagian dalam dari batuan tidak sama. Ketidaksamaan tingkat pemuaian tersebut menyebabkan batuan mengalami pecah.
c). Hidrasi
Oleh karena proses hidrasi menyebabkan air masuk ke dalam pori-pori/bidang belah mineral. Peristiwa ini didahului oleh pembentukan mineral baru. Masuknya air ke dalam pori-pori/bidang belah mineral menyebabkan batuan menjadi lapuk.
d). Akar tanaman.
Akar tanaman yang masuk ke dalam batuan menyebabkan batuan mengalami pelapukan fisik (pecah). Asam organik yang dikeluarkan akan menyebabkan pelapukan kimiawi.
e). Binatang
Binatang yang menggali batuan lunak menyebabkan batuan mengalami pelapukan fisik pada batuan tersebut
f). Hujan dan Petir
Percikan air hujan dan petir menyebabkan batuan mengalami pelapukan fisik.
2) Interupsi ke dalam pori-pori/celah batuan
a). Frost Weathering (Frost Wedging)
Di daerah iklim dingin, air membeku menyebabkan volume bertambah ± 10% dan tekanan bertambah ± 1 ton/inci. Proses ini menyebabkan batuan pecah karena mengalami beku celah (kryoturbasi)
b). Salt weathering
Di daerah iklim kering, air menguap meyebabkan garam-garaman, misal NaCl, MgSO4 , KCL mengendap di dalam pori-pori batuan tersebut menekan batuan hingga pecah.
1. Perubahan kondisi lingkungan:
a.) Berkurangnya tekanan
Batuan beku yang penutupnya hilang menyebabkan volume berkurang sehingga lingkungannya berubah, akibat selanjutnya tekanan pada batuan itu berubah. Oleh karena tekanan berubah maka kemampuan memuai/menyusut berbeda-beda pula pada permukaan batuan, sehingga terjadilah retakan-retakan sejajar yang menyebabkan pengelupasan batuan (ekfoliation).
b). Insolasi
Batuan yang terkena panas matahari akan memuai, tetapi tingkat pemuaian bagian luar dan bagian dalam dari batuan tidak sama. Ketidaksamaan tingkat pemuaian tersebut menyebabkan batuan mengalami pecah.
c). Hidrasi
Oleh karena proses hidrasi menyebabkan air masuk ke dalam pori-pori/bidang belah mineral. Peristiwa ini didahului oleh pembentukan mineral baru. Masuknya air ke dalam pori-pori/bidang belah mineral menyebabkan batuan menjadi lapuk.
d). Akar tanaman.
Akar tanaman yang masuk ke dalam batuan menyebabkan batuan mengalami pelapukan fisik (pecah). Asam organik yang dikeluarkan akan menyebabkan pelapukan kimiawi.
e). Binatang
Binatang yang menggali batuan lunak menyebabkan batuan mengalami pelapukan fisik pada batuan tersebut
f). Hujan dan Petir
Percikan air hujan dan petir menyebabkan batuan mengalami pelapukan fisik.
2) Interupsi ke dalam pori-pori/celah batuan
a). Frost Weathering (Frost Wedging)
Di daerah iklim dingin, air membeku menyebabkan volume bertambah ± 10% dan tekanan bertambah ± 1 ton/inci. Proses ini menyebabkan batuan pecah karena mengalami beku celah (kryoturbasi)
b). Salt weathering
Di daerah iklim kering, air menguap meyebabkan garam-garaman, misal NaCl, MgSO4 , KCL mengendap di dalam pori-pori batuan tersebut menekan batuan hingga pecah.