Worcester (1961) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas aliran menjadi lima:
1. Curah hujan (presipitasi), makin tinggi aliran makin intensif dan cenderung permanen, berada di daerah basah (humide).
2. Porositas dan permeabilitas batuan, makin besar aliran makin kecil karena air diserap ke bawah permukaan, sehingga aktivitas/proses fluvial menjadi lambat. Hal ini semakin lambat apabila vegetasi penutup banyak.
3. Daerah berbatuan kapur, aktivitas aliran terjadi di bawah permukaan sebagai under ground run off, sedangkan di permukaan mengalami persaingan aliran. Peristiwa ini berlangsung karena air masuk melewati diaklas.
4. Daerah kering (aride) dengan vegetasi kurang, di tempat ini aktivitas aliran besar, sehingga menyebabkan intensitas gradasi juga tinggi.
5. Daerah impermiabel, aktivitas aliran bertambah sebagai surface run off karena air tertahan oleh lapisan impermiabel di bawah permukaan.
1. Curah hujan (presipitasi), makin tinggi aliran makin intensif dan cenderung permanen, berada di daerah basah (humide).
2. Porositas dan permeabilitas batuan, makin besar aliran makin kecil karena air diserap ke bawah permukaan, sehingga aktivitas/proses fluvial menjadi lambat. Hal ini semakin lambat apabila vegetasi penutup banyak.
3. Daerah berbatuan kapur, aktivitas aliran terjadi di bawah permukaan sebagai under ground run off, sedangkan di permukaan mengalami persaingan aliran. Peristiwa ini berlangsung karena air masuk melewati diaklas.
4. Daerah kering (aride) dengan vegetasi kurang, di tempat ini aktivitas aliran besar, sehingga menyebabkan intensitas gradasi juga tinggi.
5. Daerah impermiabel, aktivitas aliran bertambah sebagai surface run off karena air tertahan oleh lapisan impermiabel di bawah permukaan.