I. LATAR BELAKANG
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kotak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesansd dan Kiefer, 1979 dalam Sutanto, 1992). Secara garis besarnya sistem penginderaan jauh dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama sistem data fotografik (piktorial) yang menghasilkan gambar berbentuk foto atau yang dikenal dengan foto udara dan memakai wahana pesawat terbang, kedua sistem data numerik adalah sistem yang umumnya menggunakan wahana satelit dimana hasil yang direkam merupakan data digital yang berbentuk angka-angka. Angka-angka ini kemudian diterjemahkan oleh komputer agar dapat ditampilkan sebagai gambar.
Penggunaan dari penginderaaan jauh dalam perpetaan sangat populer digunakan saat ini. Foto udara dan citra satelit merupakan media untuk proses penginderaan jauh. Karena dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk mengetahui bentuk lahan, tata guna lahan, batuan, potensi sumberdaya alam, sumberdaya laut, sumberdaya geologi, industry, pariwisata, perikanan, pertanian, pertambangan, tata ruang wilayah, dll. Namun penginderaan jauh tidak hanya digunakan di kalangan geografi saja, tetapi penginderaan jauh juga digunakan oleh orang-orang diluar geografi untuk berbagai keperluan, misalnya dapat digunakan untuk mengetahui persebaran suatu prasasti peninggalan kerajaan zaman dahulu, hal tersebut dimanfaatkan bagi para sejarahwan.
Peta selalu memperlihatkan posisi yang sebenarnya pada permukaan bumi. Dalam suatu peta terdapat perbandingan antara ukuran yang tersaji pada peta dengan adanya perbandingan antara ukuran yang sebenarnya di lapanganyang disebut dengan skala. Dengan adanya perbandingan tersebut, maka pembuatan peta tidak mungkin asal, karena sudah dipertimbangkan dan dirancang antara jarak yang sebenarnya di lapangan dengan jarak pada peta. Hal yang sama juga terjadi pada foto udara atau citra satelit. Untuk system pencitraan yang berbasis digital, biasanya digunakan konsep yang disebut dengan resolusi (Danoedoro, 2012).
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep skala dan resolusi citra
2. Mahasiswa mampu menghitung skala foto udara
3. Mahasiswa mampu membedakan informasi spasial berdasarkan skala dan resolusi spasial.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini meliputi:
1. Foto udara
2. Citra satelit Landsat ETM+, Quikcbird,Modis
3. Software pengolah citra/foto ENVI/Er-Mapper 7
4. Software ArcGIS 9.3 atau 10.
5. Alat Tulis
IV. LANGKAH KERJA
a. Mencari Skala dan resolusi spasialFoto Udara
1) Ambilah foto udara berwarna, hitam putih, dan inframerah
2) Amatilah informasi tepi pada foto udara
3) Catatlah ketinggian terbang pesawat, ketingguan objek, panjang focus kamera
4) Hitunglah skala masing-masing foto udara tersebut
5) Interpretasilah beberapa objek yang sama pada masing-masing foto
6) Masukanlah objek hasil interpretasi kedalam tabel analisis sebagaimana terlampir.
b. Mencari skala dan resolusi spasial pada citra
1. Bukalah data citra Modis, landsat ETM+, dan Quickbird dengan menggunakan software ArcGIS
2. bukalah data citra tersebut pada skala 1.000.000, 500.000, 250.000, 100.000, 50.000, 25.000, 10.000, 5000, dan 2500
3. Bedakanlah kenampakan beberapa objek yang tampak pada citra
V. DASAR TEORI RESOLUSI FOTO/CITRA
Dalam berkerja dengan data penginderaan jauh pengguna biasanya tidak secara langsung berbicara tentang skala.Istilah skala sering digunakan oleh seorang geograf, perencana, surveyor ataupun institusi yang bergerak dibidang kebumian.Skala merupakan perbandingan antara ukuran yang terdapat pada peta dengan ukuran nyata di lapangan. Hal yang sama juga berlaku pada foto udara maupun citra satelit baik yang berbasis manual maupun digital yang sering menggunakan dengan istilah RESOLUSI.
Resolusi disebut juga resolving power(daya pisah) adalah kemampuan suatu sistem optic elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spectral mempunyai kemiripan (Swaim dan Davis, 1978 dalam Danoedoro, 2012).Pengertian ini akhirnya berkembang dengan menambahkan aspek waktu (temporal) di dalamnya.Dalam bidang penginderaan jauh terdapat empat konsep resolusi yaitu resolusi spasial, spectral, radiometric, dan temporal.Dalam praktek pengolah citra resolusi layar juga memiliki pengaruh yang mennggunakan analisis digital.
1. Resolusi Spasial
Konsep praktis dari resolusi spasial adalah ukuran terkecil objek yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem pencitraan(foto udara maupun citra satelit dari berbegai jenis sensor dan wahana).Semakin kecil ukuran objek (terkecil) yang dapat terdeteksi, semakin halus atau tinggi resolusi spasialnya. Begitu pula sebaliknya semakin besar ukuran objek terkecil yang dapat terdeteksi , semakin kasar atau rendah resolusinya. Citra satelit atau SPOT yang beresolusi 10 dan 20 meter dapat disebut beresolusi lebih tinggi jika dibandingkan dengan citra Satelit landsat TM yang bersolusi 30 meter.
Secara umum sering dikatakan pula bahwa dengan ukuran resolusi ini objek yang lebih kecil daripada resolusi tersebut misalnya 80 meter, objek tersebut tidak akan dapat dikenali atau diprensentasikan sebagai objek itu sendiri secara individual. Walaupun demikian dalam praktek dijumpai bahwa objek dengan lebar kurang dari 1 pixel (misalnya selebar 10 meter dibandingkan dengan resolusi spasial 30 meter) namun berbentuk memanjang, misalnya jalan, sungai, masih dapat dikenali dan dibedakan dari objek disekitarnya. Objek berukuran kurang dari resolusi spasial tersebut akan tercatat sebagai satu sel penyusun citra (pixel = picture element, elemen gambar) yang memuat informasi beberapa objek.Pixel semacam ini disebut mixed-pixel (mixel atau miksel) (Kannegierter, 1987 dalam Danoedoro, 2012).Mixel diperlawankan dengan pixel murni (pure pixel) yang memuat informasi satu jenis objek saja. Objek berupa liputan padang rumput yang luas pada citra beresolusi 20 meter mempunyai kemungkinan untuk menyajikan sejumlah besar piksel murni.Semakin kasar resolusinya, semakin besar kemungkinan suatu citra untuk menyajikan banyak mixel. Berbikut ini contoh perbedaan resolusi spasial baik mixed maupun piksel murni.
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kotak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesansd dan Kiefer, 1979 dalam Sutanto, 1992). Secara garis besarnya sistem penginderaan jauh dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama sistem data fotografik (piktorial) yang menghasilkan gambar berbentuk foto atau yang dikenal dengan foto udara dan memakai wahana pesawat terbang, kedua sistem data numerik adalah sistem yang umumnya menggunakan wahana satelit dimana hasil yang direkam merupakan data digital yang berbentuk angka-angka. Angka-angka ini kemudian diterjemahkan oleh komputer agar dapat ditampilkan sebagai gambar.
Penggunaan dari penginderaaan jauh dalam perpetaan sangat populer digunakan saat ini. Foto udara dan citra satelit merupakan media untuk proses penginderaan jauh. Karena dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk mengetahui bentuk lahan, tata guna lahan, batuan, potensi sumberdaya alam, sumberdaya laut, sumberdaya geologi, industry, pariwisata, perikanan, pertanian, pertambangan, tata ruang wilayah, dll. Namun penginderaan jauh tidak hanya digunakan di kalangan geografi saja, tetapi penginderaan jauh juga digunakan oleh orang-orang diluar geografi untuk berbagai keperluan, misalnya dapat digunakan untuk mengetahui persebaran suatu prasasti peninggalan kerajaan zaman dahulu, hal tersebut dimanfaatkan bagi para sejarahwan.
Peta selalu memperlihatkan posisi yang sebenarnya pada permukaan bumi. Dalam suatu peta terdapat perbandingan antara ukuran yang tersaji pada peta dengan adanya perbandingan antara ukuran yang sebenarnya di lapanganyang disebut dengan skala. Dengan adanya perbandingan tersebut, maka pembuatan peta tidak mungkin asal, karena sudah dipertimbangkan dan dirancang antara jarak yang sebenarnya di lapangan dengan jarak pada peta. Hal yang sama juga terjadi pada foto udara atau citra satelit. Untuk system pencitraan yang berbasis digital, biasanya digunakan konsep yang disebut dengan resolusi (Danoedoro, 2012).
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep skala dan resolusi citra
2. Mahasiswa mampu menghitung skala foto udara
3. Mahasiswa mampu membedakan informasi spasial berdasarkan skala dan resolusi spasial.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini meliputi:
1. Foto udara
2. Citra satelit Landsat ETM+, Quikcbird,Modis
3. Software pengolah citra/foto ENVI/Er-Mapper 7
4. Software ArcGIS 9.3 atau 10.
5. Alat Tulis
IV. LANGKAH KERJA
a. Mencari Skala dan resolusi spasialFoto Udara
1) Ambilah foto udara berwarna, hitam putih, dan inframerah
2) Amatilah informasi tepi pada foto udara
3) Catatlah ketinggian terbang pesawat, ketingguan objek, panjang focus kamera
4) Hitunglah skala masing-masing foto udara tersebut
5) Interpretasilah beberapa objek yang sama pada masing-masing foto
6) Masukanlah objek hasil interpretasi kedalam tabel analisis sebagaimana terlampir.
b. Mencari skala dan resolusi spasial pada citra
1. Bukalah data citra Modis, landsat ETM+, dan Quickbird dengan menggunakan software ArcGIS
2. bukalah data citra tersebut pada skala 1.000.000, 500.000, 250.000, 100.000, 50.000, 25.000, 10.000, 5000, dan 2500
3. Bedakanlah kenampakan beberapa objek yang tampak pada citra
V. DASAR TEORI RESOLUSI FOTO/CITRA
Dalam berkerja dengan data penginderaan jauh pengguna biasanya tidak secara langsung berbicara tentang skala.Istilah skala sering digunakan oleh seorang geograf, perencana, surveyor ataupun institusi yang bergerak dibidang kebumian.Skala merupakan perbandingan antara ukuran yang terdapat pada peta dengan ukuran nyata di lapangan. Hal yang sama juga berlaku pada foto udara maupun citra satelit baik yang berbasis manual maupun digital yang sering menggunakan dengan istilah RESOLUSI.
Resolusi disebut juga resolving power(daya pisah) adalah kemampuan suatu sistem optic elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spectral mempunyai kemiripan (Swaim dan Davis, 1978 dalam Danoedoro, 2012).Pengertian ini akhirnya berkembang dengan menambahkan aspek waktu (temporal) di dalamnya.Dalam bidang penginderaan jauh terdapat empat konsep resolusi yaitu resolusi spasial, spectral, radiometric, dan temporal.Dalam praktek pengolah citra resolusi layar juga memiliki pengaruh yang mennggunakan analisis digital.
1. Resolusi Spasial
Konsep praktis dari resolusi spasial adalah ukuran terkecil objek yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem pencitraan(foto udara maupun citra satelit dari berbegai jenis sensor dan wahana).Semakin kecil ukuran objek (terkecil) yang dapat terdeteksi, semakin halus atau tinggi resolusi spasialnya. Begitu pula sebaliknya semakin besar ukuran objek terkecil yang dapat terdeteksi , semakin kasar atau rendah resolusinya. Citra satelit atau SPOT yang beresolusi 10 dan 20 meter dapat disebut beresolusi lebih tinggi jika dibandingkan dengan citra Satelit landsat TM yang bersolusi 30 meter.
Secara umum sering dikatakan pula bahwa dengan ukuran resolusi ini objek yang lebih kecil daripada resolusi tersebut misalnya 80 meter, objek tersebut tidak akan dapat dikenali atau diprensentasikan sebagai objek itu sendiri secara individual. Walaupun demikian dalam praktek dijumpai bahwa objek dengan lebar kurang dari 1 pixel (misalnya selebar 10 meter dibandingkan dengan resolusi spasial 30 meter) namun berbentuk memanjang, misalnya jalan, sungai, masih dapat dikenali dan dibedakan dari objek disekitarnya. Objek berukuran kurang dari resolusi spasial tersebut akan tercatat sebagai satu sel penyusun citra (pixel = picture element, elemen gambar) yang memuat informasi beberapa objek.Pixel semacam ini disebut mixed-pixel (mixel atau miksel) (Kannegierter, 1987 dalam Danoedoro, 2012).Mixel diperlawankan dengan pixel murni (pure pixel) yang memuat informasi satu jenis objek saja. Objek berupa liputan padang rumput yang luas pada citra beresolusi 20 meter mempunyai kemungkinan untuk menyajikan sejumlah besar piksel murni.Semakin kasar resolusinya, semakin besar kemungkinan suatu citra untuk menyajikan banyak mixel. Berbikut ini contoh perbedaan resolusi spasial baik mixed maupun piksel murni.
LEBIH LENGKAPNYA BISA DI DOWNLOAD DI BAWAH SINI